Pages

CINTA NON VERBAL

Jam biru kesayangan gw udah menunjukkan pukul 06.20 dan dia yang gw tunggu-tunggu belum juga datang. Si bibi yang lagi menyiram bunga hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat gw kaya setrikaan. Selama 5 bulan jadian, belum pernah dia setelat ini. Walaupun udah satu bulan terakhir ini, dia ga se-care dulu dan ada yang disembunyikan. Gw jadi teringat pembicaraan dengan Lian kemarin siang....

"Mau tau gosip terbaru ga?" tanya Lian dengan mulut penuh siomay.
"Emang apaan?" gw sebenarnya ga terlalu suka bergosip, beda dengan Lian yang "ratu gosip"
"Kemarin malam gw liat Gery dinner sama Dewi di Platinum." Gw hanya bisa terbelalak menatap Lian. Bukannya dia ngaterin nyokapnya ke rumah sakit ya... Hanya itu yang tertinggal di dalam otak gw.

Gw menggelengkan kepala, mengusir bayangan pembicaraan itu. Udah 6.30 dan batang hidungnya pun belum tampak. Gw men-dial "CayankQuw", berharap diangkat, dan .... Disconnecting!! Shit!! Suara hentakan kaki menemani gw sampai ke halte bus. Untunglah Kopaja jurusan Grogol lagi ngetem. Gw langsung naik dan duduk di satu-satunya kursi yang tersisa setelah melemparkan pandangan bete ke si mba yang membalas dengan pandangan sebal.

Belum lama bus berjalan, ada pengamen yang naik. Umurnya sekitar 20 tahun, cukup bersih dibanding pengamen pada umumnya dan walaupun bermata cerah, sorot matanya tajam. Gayanya sok apalagi sambil menenteng biolanya. Tiba-tiba si pengamen meliaht ke arahku, sepertinya dia sadar ada yang memperhatikannya. Gw membalasnya dengan muka bete. Tiba-tiba gw mendengar si pengamen melantunkan intro sebuah lagu yang benar-benar gw kenal. Lagu favorit gw, Cinta Pertama dan Terakhirku. Lagu yang benar-benar bisa menggambarkan perasaan gw ke Leo Tabrani. Lo semua pasti bingung kan padahal gw punya pacar. Gw ketemu lebih dulu dengan Leo Tabrani. Saat itu adalah hari pertama gw memasuki dunia kuliah dan sebutan gw adalah mahasiswi.

"Teman-teman, jangan pada pulang dulu ya... Dosen pembimbing akademis kita mau perkenalan dulu." Pengumuman itu disampaikan oleh Pauline yang saat itu terpilih sebagai ketua kelas.
Tok ... Tok ... Tok ....
"Permisi. Selamat siang semua. Perkenalkan, saya adalah dosen pembimbing akademis kalian untuk satu semester mendatang. Nama saya adalah Leo Tabrani." Gw tidak bisa melepaskan pandangan dari Pak Leo. Saat itu Pak Leo memakai kemeja biru tua, blazer hitam, semi jeans hitam, dan sepatu hitam mengilat. He looks gorgeous, of course.
"Mohon kerjasama dari kalian semua. Selamat siang." Pak Leo menutup perkenalan sambil memandang semua murid sambil tersenyum. Pandangan kami pun bertemu. Seakan-akan lupa kalau kita sedang berada di kelas, masing-masing tidak bisa melepaskan pandangan. Gw baru sadar saat Lian menepuk bahu gw untuk mengajak gw pulang. Gw sempat melihat Pak Leo jadi salting. Untunglah tidak ada yang menyadarinya.

Berakhirnya lagu yang dinyanyikan si pengamen, berakhir pula lamunan gw. Tanpa sadar, gw memasukkan Rp 10.000,00 ke dalam kantong yang diedarkan si pengamen. Barulah setelah si pengamen turun, gw sadar kalau duit gw tinggal Rp 5.000,00. Terpaksa gw turun dari bus dengan sisa kembalin Rp 2.000,00. Masih ada setengah perjalanan ke kampus dan duit gw ga cukup.
Tin ... Tin ... Tin ...
"Hai, lama nunggu bus ga datang-datang ya? Bareng gw aja yuk." Itu Andrew, cowo yang kata teman-teman naksir sama gw. Dia emang kaya tapi tampangnya .... GA BANGET!! Aduuuh, apa gw jalan kaki aja ya daripada ketauan teman-teman bareng sama dia? Tapi bisa-bisa betis gw gedenya ngalahin pentungan maling. Ya udahlah, gw manfaatin aja. Akhirnya gw sampai kampus, buru-buru gw ucapin makasih dan langsung turun dari mobil karena gw melihat Gery. Gw udah menetapkan diri untuk putus dari Gery dan ngaku ke Pak Leo.

"Ger! Ger! Tunggu! Gw mau ngomong sama lo."
"Hai. Gw juga mau ngomong sama lo. Sori tadi pagi gw ga jemput lo. Gw jemput Dewi. Gw tau sayang lo bukan buat gw tapi buat Pak Leo. Gw mau kita putus aja." Gw terkejut ternyata Gery tau.
"Maaf ya Ger. But, thanks for everything."
"Makasih juga ya. Bye."
"Bye."

OMG!! Udah 07.15, gw telat. Moga-moga aja Pak Leo ga marah. Sesampainya gw di depan kelas, buru-buru gw ngatur napas. Baru saja gw mau masuk, suara Pak Leo terdengar begitu jelas.
"Saya mengundang kalian untuk menghadiri pesta pernikahan saya minggu depan." Kontan semua teman-teman meledek Pak Leo dan memberi selamat. Gw menahan air mata yang hampir jatuh lalu masuk ke kelas. "Selamat ya Pak." Pak Leo hanya bisa menatap gw. Gw juga membalas tatapannya. Hanya kita berdua yang tau apa artinya.

Hari pesta pernikahan ...
Seperti pada umumnya, acara resepsi diakhiri dengan foto bersama. Begitu pula dengan teman-teman sekelas. Gw berdiri di samping Pak Leo, sesuai dengan instruksi dari tatapan matanya. Sementara teman-teman lain masih berebutan mencari posisi agar terlihat jelas di foto.
SATU ...

DUA ...

TIGA ... JEPRET!!

Tak ada yang tahu tangan kami bergenggaman di balik punggung Pak Leo. Sama seperti tatapan kami selama ini, hanya kami yang tahu apa arti genggaman itu. Gw cinta sama lo....






- The End -




cerpen ini dibuat pas UTS Creative Writing...
di dalam soalnya berisi potongan-potongan cerita:
- seorang mahasiswi
- Dia bete. Naik bus ke kampus
- Ada pengamen di bus. Dia sebel sama pengamen karena gayanya sok. Bermata cerah tapi menyorot tajam.
- Pengamen melantunkan lagu favoritnya yang mengingatkan dia pada dosen favoritnya: Leo Tabrani
- Mahasiswi naksir sama dosennya.
- Tanpa sadar, ngasih 10rb, sisa 5 ribu.
- Turun dari bus. Nunggu di lampu merah. Mahasiswa yang naksir dia lewat. Dilema mau nebeng atau ga.
- Dosen juga tertarik sama mahasiswi
- Dosen akan menikah tapi dia udah terlanjur putus sama pacarnya.
minimal 700 kata....

Gw sendiri ga nyangka bisa nulis cerita kayak gini... labil gt...hahahahaha.... Ga sama persis kata2nya sama yang gw tulis pas UTS... mana gw inget juga...tapi kurang lebih begitulah...hahahaha...

Selamat membaca... ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar