Ucapan adalah doa. Begitu sering kudengar. Aku tak pernah menyangka akan mengalaminya sendiri. Mau kuceritakan? Baiklah, lagipula majikanku sedang pergi dan aku bisa bersantai sambil menatap langit yang sedang menumpahkan semua bebannya.
Ya,cuaca saat ini sama seperti saat kejadian itu terjadi. Kantung kemih langit seakan tak sanggup lagi menampung dan akhirnya membasahi semua yang berada di bawahnya. Tak terkecuali lapangan memanah tempatku berlatih. Aku berdiri di sana, bersiap menembakkan panah tepat ke tengah sasaran. Mungkin kalian tak percaya, badai sekalipun takkan bisa menghentikan laju panahku.
Aku adalah atlet nasional dalam memanah dan tidak sedikit medali emas yang sudah kuraih. Sebenarnya ada peraturan tegas untuk tidak latihan di saat hujan, apalagi hujan seperti sekarang ini. Bisa-bisa, teman kalian sendiri yang terpanah, begitu kata pelatih. Namun, keras kepala mengalahkan suara hatiku dan nekat berlatih.
Biar saja kalau Hyo Ri yang kena, kataku dalam hati. Jahat? Mungkin kalau ada di posisiku, kalian akan mengatakan hal yang sama. Hyo Ri adalah musuh bebuyutanku. Kami berada di perguruan yang sama tapi dia selalu saja mencari-cari masalah denganku. Mulai dari ejekan sampai berusaha merebut.... Ah, sudahlah, bikin kesal saja.
Aku membidik dan SYUT…. JJLLLEEEB!! Yes, pikirku sambil berjalan cepat-cepat untuk mengambil panahku. Aku tertegun. Ada yang aneh. Aku seperti melihat sosok tubuh seseorang berdiri di depan sasaran. Dengan gemetar aku mengambil senter dari kantong celana dan ketika aku menyorotkannya tepat ke sasaran...
“AAAAAAAAAAAAAAA!!UNNI .... UNNIIII!!!!”. Lalu gelap mengambilku.
to be continued ...
*unni: sebutan untuk kakak perempuan
0 comments:
Posting Komentar